TUGAS INDIVIDU
GENETIKA
NAMA : ASRYANI SAHRINA
NIM :
H41112290
KELAS :
BIOLOGI B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Determinasi seks adalah
penentuan jenis kelamin, yang diwariskan secara bebas oleh gamet parentalnya
kepada keturunannya dalam peristiwa meiosis. Tokoh yang menyelidiki tentang
determinasi seks adalah Henking (1891) dan Mc Clung (1902). Berdasarkan hasil penelitiannya
diketahui bahwa setiap organisme memiliki bentuk kromosom seks yang memiliki
pola berbeda yaitu sistem XY, XO dan ZW. Pada lebah memiliki Sistem XO – XX. Sistem ini juga ditemukan pada serangga (belalang) dan
orthoptera lainnya dimana Genotip XO adalah jantan dan genotip XX adalah
betina.
Lebah dalam bahasa Latin disebut Apis, –sejenis serangga
penghasil madu. Terkait dengan rantai kehidupan di alam, lebah membantu proses
penyerbukan alami bagi tumbuhan-tumbuhan. Manusia bisa melihat berjuta jenis
tanaman di alam, beragam bunga yang indah dan pepohonan, serta menikmati aneka
buah-buahan. Peristiwa alami yang berlangsung dari masa ke masa itu terjadi
berkat kerja koloni lebah.
1.
Koloni Lebah Dan Distribusi Tugas
Lebah madu merupakan insekta sosial hidup dalam suatu
keluarga besar yang disebut koloni lebah dengan sifat polimorfisme, –setiap
anggota koloni miliki keunikan anatomis, fisiologis dan fungsi biologis yang
antar golongan sangat berbeda (Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan, 2003).
Jumlah populasi koloni tergantung kualitas dan potensi lebah ratu. Kemampuan
bertelur ratu tergantung dari strain, queen rearing procedure (pemeliharaan)
dan breeding program (pembudidayaan). Koloni madu terdiri atas tiga kasta;
seekor lebah ratu, sekitar 200-300 lebah jantan, dan 10.000-100.000 lebah
pekerja.
Lebah
Ratu (Queen)
Lebah ratu hanya seekor dalam sarang tanpa raja. Jika ada dua
ratu, keduanya berkelahi memperebutkan kedudukan, namun tetap memiliki watak
yang halus, sabar dan mencintai rakyatnya. Ratu mempunyai sengat sebagai
ovipositor,– senjata pengunusir ratu lain di dalam sebuah sarang. Lebah ratu
bisa menyengat berkali-kali tanpa ada kerusakan tubuh atau binasa. Lebah ratu
kebal terhadap segala penyakit karena konsumsi royal jelly setiap hari.
Warna
lebah ratu biasanya merah tua dan dua kali lipat lebih panjang dan 2,8 kali
berat dari lebah pekerja dengan masa hidup 3-7 tahun dan masa produksi hanya 2
tahun. Ovarium lebah ratu berkembang cukup sempurna sehingga mampu bertelur
1.500 sampai 2.000 butir telur sehari. Untuk menampung ovarium, perut lebah
ratu membesar. Musim kawin lebah madu terjadi pada bulan Mei, Juni dan Juli
setiap tahun.
Uniknya, selama hidup, lebah ratu hanya kawin sekali yaitu
saat memasuki masa dewasa atau lebah ratu memasuki usia 23 hari dan memilih
salah satu di antara ratusan ekor lebah jantan yang paling kuat untuk mengawini
lewat sayembara terbang. Lebah jantan pemenang yang terbang menyusul dirinya
berhak mengawini. Perkawinan berlangsung kala terbang di udara terbuka. Seusai
kawin, keduanya jatuh ke tanah. Lebah jantan mati karena kantong sperma
terpisah dan tertinggal dalam kantong sperma ratu (spermatheca) sebagai tempat
penyimpan sperma lebah jantan hasil perkawinan.
Jika spermatheca belum banyak memiliki spermatozoa, maka
kelangsungan perkawinan lebah ratu melibatkan 30 ekor lebah jantan. Lebah ratu
kembali ke sarang dan mulai bertelur 2-3 hari pasca perkawinan, serta berhenti
bertelur sampai habis simpanan sperma yang tersedia. Tugas utama lebah ratu,
justru bertelur terus-menerus agar bisa terjadi regenerasi keturunan, dengan
lahirnya lebah-lebah baru. Telur lebah ratu akan menjadi lebah pekerja, lebah
jantan dan calon lebah ratu.
Lebah
Jantan (Drone)
Meski tidak bekerja, lebah jantan bertugas mengawini ratu perawan
atau calon lebah ratu (virgin queen) dengan lama hidup sekitar tiga bulan. Mata
dan sayapnya lebih besar dari lebah pekerja. Warna kehitaman dengan dengungan
suara agak keras. Kakinya tidak berkeranjang pollen untuk menyimpan tepung sari
bunga, dan tidak berselang pipa penghisap madu di bibir, tidak berkelenjar
malam (wax glands), ekor tidak bersengat serta bersifat tenang.
Tugas
utama lebah jantan justru menjaga sarang dan membersihkan sarang dari kotoran.
Kadang-kadang terbang sebentar kala cuaca cerah. Untuk makan, lebah jantan
lazim disuapi lebah pekerja. Sayangnya, saat musim paceklik tiba, sebagian
lebah jantan dibinasakan dan dikeluarkan oleh lebah-lebah pekerja dari sarang.
Lebah
Pekerja (Worker Bees)
Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil daripada lebah ratu
dan lebah jantan. Bentuk tubuh lebih ramping, warna hitam kecoklatan, ekor
bersengat lurus dan berduri. Sebenarnya lebah pekerja adalah lebah betina yang
organ reproduksi tidak berkembang sempurna.
Lebah
pekerja siap menyerang apapun yang coba mengganggu atau berusaha memasuki
sarangnya, namun tidak pernah menyerang lebah ratu. Sengatan lebah pekerja
hanya bisa digunakan sekali selama hidupnya, dan sesudah itu, langsung mati.
Meski begitu, lebih jenis ini tidak tersesat karena memiliki indera yang tajam
terhadap rumah (sarang), pun tajam mengenal kualitas makanan.
Di
dalam sarang, setiap lebah pekerja melakukan tugas tertentu sesuai umur.
Misalnya membuat sarang, membersihkan sarang, mengisi madu, memberi makan
larva, mengangkut pollen dan menjaga sarang. Pembagian tugas dan organisasi
lebah madu sangat teratur, tertib dan disiplin atas kesadaran diri. Semua tugas
di dalam sarang, sepenuhnya diatur lebah rumah tangga, sedangkan tugas di luar
sarang jadi tanggung jawab lebah lapangan. Dan tradisi tersebut tidak pernah
terhenti selama hidup secara berkoloni.
Setelah lahir, lebah pekerja menjadi lebah rumah tangga
dengan tugas pokok membersihkan bilik-bilik kosong agar bisa kembali digunakan
kemudian jadi lebah pekerja yang bertugas menjaga dan memberi pakan larva.
Tugas berikutnya, membangun bilik baru dan memperbaiki bilik yang lama. Setelah
itu, lebah pekerja baru mulai menyimpan nektar dan serbuk sari yang dibawa
sesama temannya. Saat itulah, mulai menyandang profesi sebagai lebah pengolah madu
dengan tugas pokok memroses nektar jadi madu, memeram madu dan mencampur madu
dengan tepung sari.
Tugas lain yang diemban secara bersama-sama dalam sebuah
kekuatan komunitas adalah berfungsi sebagai lebah penjaga sarang. Lebah pencari
pakan merupakan lebah pekerja yang tertua dan tergesit dengan mengemban tugas
mengumpulkan dan mencari serbuk sari dan nektar. Di lapangan, lebah pekerja
sering melakukan aktivitas pada saat suhu berada pada 150C-400C. Ketika suhu di
atas 320C banyak lebah pencari pakan bergeser tugas ke pengumpulan air untuk
menyejukkan sarang. Jumlah lebah pekerja dalam satu koloni mencapai 30.000 –
40.000 ekor dengan usia hanya 35 hari.
Kecepatan terbang lebah pekerja mencapai 65 km per jam, dan
bisa menempuh jarak 46 km non stop. Bila sedang membawa nektar, kecepatannya
tinggal 30 km per jam dengan kecepatan getaran sayap sebanyak 250 kali per
detik. Gerakan sayap tersebut diatur oleh otot-otot dada. Jika otot menjulur ke
bawah, sayap membentang ke atas, dan jika otot ditarik ke bawah, sayap menurun.
Untuk
membuat 100 gram madu, lebah harus mendatangi sekitar satu juta tangkai bunga.
Untuk mengumpulkan 1 kg madu, seekor lebah harus mengadakan perjalanan
90.000-180.000 kali dan mengunjungi banyak bunga sebelum pulang ke sarang. Jika
setiap perjalanan menempuh jarak 3 km pulang pergi, seekor lebah harus menempuh
jarak 3 x (90.000-180.000) km, atau minimal terbang sejauh tujuh kali keliling
bumi. Nektar diangkut dalam kantung tepung yang ada di kaki. Dalam sarang,
nektar diolah jadi madu, lilin dan royal jelly yang siap jadi makanan utama
lebah ratu.
2.
Pembentukan Koloni Dan Sarang
Ratu menghasilkan feromon, –senyawa kimia pemersatu koloni
dalam satu kesatuan terorganisasir (Lebah Madu, Cara Beternak &
Pemanfaatan, 2003). Pembentukan koloni lebah diawali dengan pertempuran sengit
antara ratu dengan calon ratu. Jika ada calon ratu baru, larva dimatikan oleh
ratu. Jika ada yang sempat lahir, ratu yang lama bertarung dengan ratu baru
hingga salah satunya mati atau ratu yang kalah meninggalkan sarang diikuti
sebagian lebah pekerja yang setia. Biasanya ratu yang eksodus justru ratu tua,
dan kemudian membentuk koloni baru. Ratu tua yang tidak produktif dimatikan
oleh lebah pekerja dan diangkat ratu baru.
Alasan perpindahan sebuah koloni lebah untuk mencari sumber
pakan baru karena di tempat lama sumber pakan dan air berkurang, sarang terlalu
panas, kena gangguan penyakit atau ada pengganggu (pemangsa) yang
terus-menerus.
Sarang lebah tersusun dari jajaran heksagonal yang merupakan tempat bertelur, tempat menyimpan madu dan tempat pengumpulan tepung sari bunga. Bentuk ini memiliki keunggulan dibanding bentuk bulat atau persegi (dr Adji Suranto, SpA, 2005). Bentuk heksagonal membutuhkan bahan yang relatif sedikit, tetapi memiliki kapasitas sebagai tempat penyimpan yang maksimal. Jika sarang berbentuk bulat, tentu ada ruangan yang tidak terpakai. Jika berbentuk persegi empat, pemakaian bahan jadi lebih banyak. Umumnya satu sarang menghasilkan sekitar 150 kg madu setiap musim.
Sarang lebah tersusun dari jajaran heksagonal yang merupakan tempat bertelur, tempat menyimpan madu dan tempat pengumpulan tepung sari bunga. Bentuk ini memiliki keunggulan dibanding bentuk bulat atau persegi (dr Adji Suranto, SpA, 2005). Bentuk heksagonal membutuhkan bahan yang relatif sedikit, tetapi memiliki kapasitas sebagai tempat penyimpan yang maksimal. Jika sarang berbentuk bulat, tentu ada ruangan yang tidak terpakai. Jika berbentuk persegi empat, pemakaian bahan jadi lebih banyak. Umumnya satu sarang menghasilkan sekitar 150 kg madu setiap musim.
3.
Siklus Hidup Lebah Madu
Lebah ratu yang bertelur subur siap menghasilkan lebah
pekerja dan lebah ratu, dan telur yang tidak subur menghasilkan lebah jantan.
Kedua jenis telur tersebut tampaknya sama. Dari kedua jenis telur itu, telur
calon lebah pekerja jsutru yang terbanyak dihasilkan. Telur calon lebah jantan
dihasilkan sejak awal musim bertelur dan jelang hijrah ke jumlah yang tidak
terbatas.
Telur calon lebah pekerja diletakkan di sel yang terkecil
dibanding sel untuk telur calon lebah jantan. Sel berpenghasilan larva lebah
jantan memiliki tudung lilin lebih cekung dan lebih dalam dibanding sel larva
lebah betina. Setelah tiga hari di dalam sel, telur menetas jadi larva yang
tidak miliki sayap atau kaki dan tampak seperti seekor ulat dengan pakan
terbanyak agar tumbuh lebih cepat. Dalam waktu singkat, tubuh lebah memenuhi
ruangan sel.
Ketika larva memasuki fase pupa, lebah pekerja akan menutupi
pintu sel rapat-rapat. Pada kondisi ini, terjadi perubahan tercepat pada tubuh
pupa dengan ditandai tumbuhnya sayap dan kaki. Setelah selesai proses
metamorfosis, lebah dewasa muncul dari pupa dalam bentuk lebah sempurna. Siklus
hidup lebah madu mulai dari telur, larva, pupa dan akhirnya dewasa. Lamanya
siklus hidup untuk setiap jenis lebah madu amat variatif. Awalnya, lebah ratu,
pekerja dan lebah jantan berbentuk telur selama 3 hari, lalu jadi larva selama
4-9 hari. Periode pupa mulai berbeda untuk ketiga strata lebah madu ini. Lebah
pekerja (10-20 hari), lebah ratu (10-15 hari) dan lebah jantan (10-23 hari).
Sedangkan masa dewasa dimulai ratu pada hari ke-16, pekerja di hari ke-21 dan
lebah jantan pada hari ke-24.
4.
Komunikasi Lebah
Sebagai makhluk hidup, lebah madu memiliki cara komunikasi
tersendiri. Pertama, Komunikasi Lewat Feromon. Cara komunikasi lewat foremon
merupakan cara yang paling dominan yang dilakukan lebah madu. Feromon adalah
senyawa kimia yang dihasilkan lebah ratu dari kelenjar hipofarink yang membawa
informasi-informasi tentang kegiatan yang baru dilakukan anggota koloni sesuai
keadaan yang sedang ataupun siap dihadapi. Feromon dihasilkan secara internal,
tetapi bekerja eksternal untuk menginduksi reaksi-reaksi yang mengubah tingkah
laku individu dalam spesies yang sama.
Penyebaran feromon dalam satu koloni lebah bisa berlangsung
melalui kontak tubuh, makanan atau udara sekitar sarang. Perpindahan feromon
dari lebah ratu ke lebah pekerja berlangsung saat lebah pekerja mengibaskan
antena ke tubuh ratu. Di dalam sarang, feromon siap mengatur aktivitas
lebah-lebah pekerja seperti memberi makan ke anggota koloni, membuang lebah
yang mati, memberi tanda bahaya dan mengenal sesama anggota koloni. Di luar
sarang, feromon sebagai daya tarik seksual untuk merangsang lebah-lebah jantan
agar bisa mendekati dan mengawini ratu-ratu perawan atau sebagai kompas
penuntun koloni bila sedang migrasi.
Kedua, Komunikasi Lewat Tarian. Lebah pekerja lebih efektif
dan efisien mencari nectar bunga atau sumber pakan dengan mengandalkan bantuan
lebah pekerja pemandu lewat tari keliling (round dance). Saat seekor lebah
pemandu (scout) mendapat sari bunga, ia sering menari di depan sarangnya
sebagai kode memberi tahu lokasi sari bunga ke semua rekan.
Dengan bantuan radar, para ilmuwan berhasil menjawab
pertanyaan kontroversial seputar tujuan lebah menarikan tarian-tarian aneh dan
mengibaskan tubuh. Tarian lenggak-lenggok yang populer itu berisi informasi
tentang lokasi nektar (sari bunga), seperti yang diduga sejak tahun 1960-an.
Awalnya, saat teori itu terungkap, terdapat banyak tanggapan skeptis sebagai
akibat langsung dari ketidakyakinan mereka akan lebah yang bisa memahami pesan
secara kompleks.
Para
peternak lebah sudah sejak lama bertanya-tanya apa tujuan tarian itu, mengapa
lebah menunjukkan tarian misterius di hadapan sarangnya sesaat setelah pulang
mencari nektar. Biasanya, sebelum memasuki sarang, seekor lebah pembawa nektar
melakukan gerakan dalam delapan tarian seperti mengibaskan perut kala menari,
di tengah kerumunan lebah lain. Kibasan dan tarian tersebut dilakukan dalam
pola berbeda dan terorganisir. Bagi seorang Karl Von Frisch, ahli hewan dan
pemenang nobel, sudah pernah melakukan pengamatan agak detail pada tahun
1960-an. Frisch menyatakan, lebah sedang berjuang menyampaikan serangkaian
instruksi tentang upaya menemukan sumber sari bunga saat menari.
5.
Nektar Bunga
Lebah suka mengumpulkan tepung sari tertentu karena ada
kandungan gula. Makin banyak nektar mengandung gula, makin senang lebah
mengunjungi jenis bunga tersebut. Nektar yang hanya mengandung kurang dari 4%
gula, justru tidak menarik dihinggapi.
Lebah juga mengunjungi jenis bunga tertentu, dan aktivitas
tersebut membantu keberhasilan pembuahan tanaman. Di daerah tropis, curah hujan
menentukan pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan kelembaban udara mempengaruhi
hasil nektar. Pada musim hujan, hasil nektar baik karena tanaman pakan lebah
berbunga lebat. Bunga mengeluarkan nektar hanya pada cuaca sejuk agar sering
dilihat lebah mencari madu pada pagi atau sore hari. Aktivitas siang hari yang
panas tidak dilakukan untuk mencari nektar karena bunga hanya sedikit
mengeluarkan nektar, dan lebah sibuk mencari air guna menyejukkan sarang.
Berikut ragam tumbuhan atau tanaman di Indonesia yang sering
dikunjungi lebah; adas, albasia, apel, aren, asam, besaran, blingo, belimbing,
bunga aster, bunga matahari, crème, delima, jagung, jambu air, jambu biji,
jambu bol, jengkol, jukut lamuran, jukut riut, kacang tanah, kapuk randu,
karet, kedelai, kelengkeng, kelor, kemangi, kembang penganting, kemuning,
kecunung, kesambi, ketumbar, kopi, lamtoro, leci, markisa, mundu, namnam,
nanas, oleander, orang-aring, padri, pala, pacar air, paci-paci, petai, pisang,
rambutan, rengas, sagu, salak, salam, sawo kecik, sawo manila, semangka,
sembung, sirsak, tembakau, teh, mentimun, waru, wijen dan wortel. (B. Sarwono,
2001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar